Batik merupakan warisan budaya yang harus
kita lestarikan dan harus banggakan karena batik merupakan identitas
Bangsa Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu
pendirian teguh. Kediri juga memiliki produk unggulan batik yang elegan
yaitu “Batik Bolleches” motif unik batik yang berupa bulatan-bulatan
dan titik-titik. Diambil dari arti Bolleches yaitu bulatan atau titik.
Batik ini sangat diminati karena motifnya yang elegan cocok dengan
kepribadian warga kediri yang lembut dan ramah.
Kemudian produk unggulan batik yang kedua
adalah motif “Batik Gumul” corak batik yang meniru monumen Simpang Lima
Gumul, ikon baru Kabupaten Kediri yang menyerupai L’arch D’triomph di
Perancis. Motif batik ini sangat jarang ditemui dinusantara karena
monumen SLG hanya ada di Kabupaten Kediri.
Kedua motif batik asli Kabupaten Kediri
ini akan selalu berkembang sesuai perkembangan jaman. Untuk itu kita
sebagai generasi muda harus terus berkreasi untuk menciptakan
desain-desain terbaru baju batik agar menarik minat orang lain terutama
para remaja.
SENTRA KERAJINAN TENUN IKAT
Desa Bandar Kidul di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur, yang dikenal sebagai sentra perajin tenun ikat bukan mesin, tak ketinggalan turut memeriahkannya juga.
Saat ini tercatat ada 13 perajin tenun ikat Bandar Kidul yang masih produktif menjalankan usahanya itu. Sudarman, salah seorang perajin mengatakan, ia menjalankan usahanya itu secara temurun dari Torejo, bapaknya, yang juga meneruskan usaha dari Sahid, kakeknya.
Kain tenun yang dihasilkan Sudarman mulai dari kain sarung goyor, kain misris (biasa), semi sutra, hingga sutra. Kain tersebut dibuat berwarna-warni dengan motif Kediren seperti ceplok hingga lung. Kini produk tenun yang ia beri merek Sinar Barokah sudah dikenal diberbagai daerah hingga luar Pulau Jawa. Sekitar 30 karyawan dengan 25 alat tenun terus berproduksi untuk memenuhi permintaan yang terus datang.
Begitu juga dengan Munawar, perajin lainnya. Pemilik merek Medali Mas ini sudah berproduksi sejak tahun 1989 dan juga meneruskan para leluhurnya. Ia mempunyai 25 alat tenun dengan 60 pekerja. Proses pembuatan sebuah kain tenun ikat memerlukan waktu yang lama karena memerlukan berbagai tahapan pengerjaan. Bahkan sebuah kain tenun ikat dapat memakan waktu hingga seminggu pengerjaan.
Siti Ruqayah, istri Munawar, menjelaskan, untuk mengubah benang hingga menjadi selembar kain tenun ikat setidaknya ada 14 tahapan pengerjaan. Kesemua proses itu dilakukan secara manual oleh tangan terampil tenaga kerja. Proses tersebut diawali dengan pewarnaan benang sesuai warna yang diinginkan lalu dilanjutkan dengan pemintalan. Lalu ada proses yang cukup penting yaitu pemberian motif yang dilanjutkan dengan pengikatan motif yang juga dilakukan tanpa mesin.
Proses selanjutnya adalah pencelupan benang yang sudah diikat tadi ke dalam cairan pewarna dan penjemuran untuk memperkuat pewarnaan. Benang-benang tersebut kemudian melalui tahapan terakhir yaitu proses tenun. “Proses pemberian motif dengan cara mengikat inilah yang membuat kain tenun jenis ini disebut tenun ikat,” kata Siti Ruqoyah.
Berikut ini hasil dari tenunan yang sudah jadi
Begitu juga dengan Sholehudin pemilik kain tenun ikat Kodok Ngorek. Dia terus berupaya agar usaha warisan orang tuanya tetap bertahan. Selain kegigihan untuk terus mempertahankan warisan budaya, Sholehudin juga terus melakukan inovasi agar produknya tetap diminati masyarakat.
Sebagai sentra perajin tenun ikat, nama desa Bandar Kidul memang sudah terkenal bagi para penggemar kain tenun ikat. Desa yang terletak sekitar 1 Km arah barat Alun-alun Kota Kediri tersebut menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Kediri. Para pengunjung tersebut biasanya diakomodir oleh beberapa hotel maupun agen travel yang cukup mudah ditemui di Kota Kediri yang hanya terdiri dari 3 kecamatan ini. Sehingga bukan pemandangan yang asing lagi jika ada turis mancanegara yang berjalan-jalan di kawasan Bandar Kidul.
Para perajin tenun ikat tersebut tidak pernah menutup-nutupi proses pembuatan kain tenun ikat. Bahkan mereka mempersilahkan dan memfasilitasi para pengunjungnya untuk melihat proses pembuatan hingga memberi kesempatan untuk mencoba menenun. Kunjungan tersebut tidak dibatasi pada waktu-waktu tertentu, setiap saat dapat dilakukan asal pada jam kerja dan ada pemberitahuan sebelumnya. Jadi, bisa menjadi pengalaman tersendiri bagi Anda.semua
SENTRA KERAJINAN SULAK BULU
Kemocing yang dalam bahasa Jawa sering disebut dengan sulak
biasa digunakan untuk membersihkan perabot rumah tangga. Sulak yang
terbuat dari bulu ayam banyak diminati oleh ibu-ibu rumah tangga karena
cukup efektif untuk menyingkirkan debu serta tidak menimbulkan goresan
pada permukaan perabot. Pusat industri sulak di Kota Kediri berada di
Kelurahan Blabak, Kecamatan Pesantren.
Di
Kelurahan Blabak ada sekitar 40 unit usaha sulak baik formal maupun
informal, salah satunya adalah UD. Aneka Karya milik Slamet Sumaryoto.
Produk sulak Aneka Karya dijual dengan harga yang bervariasi sesuai
ukuran dan jenis sulak. Area pemasarannya telah mencapai Jakarta, Bali
dan kota-kota lain di Jawa Timur.
SENTRA KERAJINAN AYAMANAN
Kerajinan
anyaman bambu milik Joko Suharsono berlokasi di Kelurahan Bawang,
Kecamatan Pesantren. Produk yang dihasilkan antara lain tempat cerutu,
tempat buah, kap lampu dinding, tempat koran dan kipas. Bahan baku yang
dipakai adalah jenis bambu tutul hitam, bambu tali dan bambu jawa
didapatkan perajin dari wilayah Kota dan Kabupaten Kediri.
Selain produk-produk di atas, unit usaha ini juga menerima produk pesanan dengan spesifikasi khusus sesuai permintaan (customized product) seperti almari, hiasan dinding, ranjang dan furniture lainnya. Kebanyakan produk anyaman bambu memang sengaja tidak dilakukan finishing untuk memperkuat kesan natural yang eksotis.
SENTRA KERAJINAN KACA HIAS
Sentra
kerajinan kaca di Kota Kediri berada di Kelurahan Ngampel, Kecamatan
Mojoroto dengan jumlah pelaku sebanyak 10 unit usaha. Salah satu pelaku
usaha kerajinan kaca hias adalah Agus Dwi Basuki, pemilik ”ART GLASS”.
Pada awalnya, perajin kaca di Kelurahan Ngampel hanya memproduksi kaca
lampu petromaks dan dalam perkembangan selanjutnya, muncul ide kreatif
dari para perajin untuk membuat produk kaca hias (grafir). Selain lebih
bernilai tambah, produk kaca hias juga masih jarang dijumpai di wilayah
eks-Karisidenan Kediri.
Produk
kaca hias banyak diminati masyarakat untuk dipasang pada daun pintu,
jendela, kaca ruangan dan hiasan dinding sehingga memberikan sentuhan
artistik pada bangunan agar lebih elok dipandang. Jenis-jenis produk
”ART GLASS” meliputi stained glass, stained bevel glass, gravier class 3-D dan painting glass. Adapun jangkauan pemasarannya telah mencapai kota-kota lain di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Sebagai informasi, ketika pada masa pemugaran Masjid Agung Kota Kediri, ”ART GLASS” bertindak sebagai salah satu supplier
yang menyediakan kaca-kaca hias untuk dipasang pada beberapa bagian
masjid. Unsur-unsur lokal memang sengaja dilibatkan sejauh mungkin dalam
pendirian salah satu landmark Kota Kediri tersebut sehingga lebih mencerminkan semangat religi masyarakatnya.
SENTRA KERAJINAN BATIK TULIS
Kerajinan
batik tulis yang dibuat secara tradisional dengan menggunakan canting,
malam dan mengedepankan desain yang orisinil telah menjadi tradisi
turun-temurun bagi rakyat Indonesia, khususnya masyarakat jawa. Hingga
saat ini tak kurang dari beratus – ratus usaha yang tetap bersemangat
menekuni dan melestarikan kerajinan batik tulis ini. Apalagi dengan
adanya hari batik nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober.
Selain
itu batik telah menjadi warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh
dunia. Karena itu, batik menjadi usaha yang sangat menjanjikan di masa
yang akan datang. Batik tulis yang dibuat menggunakan teknik dan
peralatan tradisional sangat digemari. Walaupun harga yang dipatok
tidaklah murah, tapi batik tulis selalu mendapat tempat tersendiri di
hati para peminatnya.
Pada
tahun 2012, Pemerintah Kota Kediri bersama para budayawan, praktisi
pendidikan, dan praktisi usaha telah melaunching motif batik tulis yang
menjadi ciri khas Kota Kediri. Motif yang dipilih untuk menjadi motif
khas Kota Kediri adalah teratai dan garuda muka. Oleh karena itu seiring
berjalannya waktu, banyak pengusaha – pengusaha yang mulai melirik
usaha batik tulis di Kota Kediri, salah satunya adalah usaha Batik tulis
Wecono Asri.
Usaha
batik tulis Wecono Asri di Kelurahan Dandangan mempelopori terbentuknya
usaha – usaha serupa di kelurahan – kelurahan lain di Kota Kediri.
Seperti di Kelurahan Mrican, Dermo, Rejomulyo, Pojok dll. Dengan adanya
usaha – usaha batik tulis yang semakin berkembang di Kota Kediri, maka
Kota Kediri dapat bersaing dengan kota – kota lainnya dalam memproduksi
batik tulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar